Selasa, 20 Oktober 2020

GURU HEBAT, PDBK SELAMAT !

 

Guru Hebat, PDBK Selamat !

Sembilan 9 mengikuti diklat GPK bukanlah waktu lama bagi saya dan teman-teman untuk bisa bercengkrama, bertukar pikiran ataupun diskusi dengan para narasumber dan fasilitator. Dibatasi dg jarak, waktu dan juga media yg membuat kami kurang leluasa dalam mengeksplorasi. Apa daya, Covid-19 menjadikan diklat ini dilakukan secara daring pada tahan pemahaman, dan mudah-mudahan nanti di bulan Maret 2021 bisa dilaksanakan secara luring pada tahap penguasaan.

Banyak ilmu dan pengalaman berharga yang saya dapatkan selama mengikuti bimtek GPK. Tak hanya teman baru yang berprosesi sebagai guru yang berasal dari Aceh hingga Tuban dan Trenggalek, Jawa Timur, tapi juga narasumber yg sangat mumpuni dalam bidangnya dan juga fasilitator dan  moderator yang mampu menghubungkan kami dalam satu forum dengan lokasi yang berbeda-beda secara syncronus melalui aplikasi video conference bernama Zoom.

Hal yang sangat baru dan perdana bagi saya mengenal istilah PDBK, ABK, Inklusif, SRA (Sekolah Ramah Anak). Selama dibangku kuliah pun, saya belum pernah dapat materi tentang hal ini meskipun jurusan kuliah saya adalah Pendidikan. Pernah mengikuti Diklat PLPG selama 10 hari pun, saya tidak mendapatkan materi terkait hal ini padahal salah satu kompetensi seorang  guru adalah kompetensi pedagogik dimana seorang guru harus memahami betul karakter, sifat dan juga perilaku peserta dengan baik.

Alasan tersebut yang menggugah hati saya untuk ingin tahu, dan memberanikan diri meminta ijin kepala sekolah dan kemudian mendaftar Bimtek GPK pada Laman SIM-PKB. Sempat terbesit dalam hati, jika lolos Tuhan mengizinkan saya untuk belajar dan menambah pengetahuan saya, dan jika tidak lolos, mungkin bimtek ini diperuntukkan pada guru yang khusus menangani siswa khusus, semisal Guru BK atau Guru Pendamping SLB (Shadow Teacher).

Berasal dari latar belakang pendidikan yang bukan pendidikan BK, Alhamdulillah saya dapat mengikuti kegiatan Bimtek GPK dengan baik dan dapat menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan literasi dan  penugasan dengan baik.

Saya semakin sadar bahwa tuhan menciptakan manusia berbeda-beda, baik kondisi fisik, mental, perasaan dan juga tingkah laku. Yang sering saya lihat selama ini adalah manusia yang normal, siswa yang sama dalam segala hal, tidak ada kekurangan yang terlalu signifikan.

Materi berupa video pembelajaran, literasi dan juga paparan dari para narasumber membuat saya secara pribadi sadar bahwa ada komunitas kecil disekitar kita yang punya hak yang sama dan tidak boleh diabaikan.

PDBK istilah yang sering kami sebut dalam forum ilmiah ini. Mereka kelompok kecil yang butuh perhatian khusus, kesabaran yang  luar biasa dari para GPK serta faktor pendukung lain yang menjadikan mereka dapat bertahan dalam lingkungan umum untuk mendapatkan haknya dalam pendidikan.

Hardware, Software dan Brainware sebagai tiang penyanggah para PDBK untuk bisa meraih mimpi-mimpinya. PDBK punya rasa dan karsa, mereka tumbuh berkembang jiwa raganya  seperti layaknya siswa reguler pada umumnya. Proses pertumbuhan inilah yang perlu kita akomodir dengan menmpatkan mereka sesuai dengan kebutuhannya dengan tetap dapat bersosialisasi dan belajar bersama dengan siswa-siswa reguler. Disinilah Pendidikan Inklusif menjadi sarana adaptif bagi para PDBK untuk bangkit, berjuang tanpa ada disikriminasi serta eksplorasi diri untuk dapat mengembangkan keahlian yang dimiliki dan layak untuk terjun ke dunia usaha dan industri.

Dan akhirnya, GPK sebagai brainware bagi pendidikan inklusif punya peran yang penting untuk menyelamatkan mereka, menyukseskan mereka  menuju gerbang masa depan yang bermakna dan diterima di masyarakat.   

Salam GPK.

Muhammad Fathulloh Hasan, M.Pd